Guru Bukanlah Guru, Guru Tukang Buat Laporan (Mengulas Kurikulum 2013)

Assalamualaikum Wr. Wb

Laporan mengenai semua tentang siswa, hal wajib yang ada di K-13 (picture via www.dr-one.sch.id)
Selamat hari selasa pembaca, sebentar lagi kita akan mengakhiri semester ganjil pada masa pembelajaran periode 2014-2015. Hari ini saya ingin sedikit berbagi menyampaikan ulasan mengenai Kurikulum 2013 yang akan dihentikan semester 1.

Saya mengucap syukur, dengan dihentikannya kurikulum ini. Kurikulum yang sangat mengecawakan, ketidakmatangan disegala hal, bahan ajar, buku teks dan lain-lain. Bisa dibilang kurikulum 2013 ini adalah kurikulum prematur. Seakan-akan kurikulum ini dipaksakan hadir di dunia pendidikan Indonesia. Anies Baswedan mengatakan bahwa:
"Tidak ada kajian yang berujung pada kesimpulan bahwa Kurikulum 2006 urgensi pindah ke Kurikulum 2013. Padahal, itu diperlukan. Apa koreksinya? Apa masalah Kurikulum 2006?Bahkan, hingga akhir kementerian selesai pada era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, tidak ada uji evaluasi atas Kurikulum 2013 yang telah diterapkan di 3 persen sekolah di Indonesia." (Kompas, 8 desember 2014)
"Saya tidak ingin anak-anak kita untuk alat uji coba. Anak-anak kita harus mendapatkan kurikulum yang sudah matang. Jangan anak-anak kita dan guru-guru kita dipaksa melakukan sesuatu sebelum penyiapan yang baik." (Kompas, 8 desember 2014)
 Jelas dari pernyataan Pak Menteri Pendidikan Indonesia, kurikulum ini hanya sekedar "PENCITRAAN" menteri pendidikan sebelumnya.

Kurikulum 2013 juga membuat sekolah-sekolah kurang kreatif. Pasalnya seluruh sekolah di Indonesia di paksa menggunakan 1 jenis buku, 1 jenis penilaian dan 1 jenis rapor. Kurikulum sebelumya, sekolah-sekolah di Indonesia menggunakan buku yang bermacam-macam, adanya menggunakan buku bilingual, buku cambridge, dan juga buku-buku keluaran nasional. Penggunaan 1 jenis buku di Indonesia itu memang sangat bagus. Ide Briliant. Tapi hal itu akan membatasi sekolah-sekolah untuk bereksperimen dalam pemilihan buku teks siswa. Dan ini juga akan menjadi pangkal ketika matinya kreatifitas pengembangan kurikulum sekolah-sekolah. Di KTSP sekolah kreatif dalam mengembangkan pembelajaran. Hal yang sama di luar negeri yang pendidikannya maju. Sekolah-sekolah diluar negeri bereksperimen dengan mengembangkan kurikulum yang diberikan pemerintah mereka. Hasilnya???PERFECT GENERATION!

Sekolah dapat mengembangkan ide mereka sendiri. Ada keberagaman dan kebinekaan dalam Kurikulum 2006, Sedangkan untuk ini, Semua diatur dalam silabus. Kebinnekaan dan keberagaman tidak terakomodasi di situ (Kurikulum 2013). (Anies Baswedan, Kompas, 8 desember 2014)
"Jangan melatih guru sekadar cepat membuat laporan, tetapi melatih guru untuk melakukan perubahan cara mengajar di kelas. Itu perlu serius dan butuh waktu"
(Anies Baswedan, Kompas, 8 desember 2014)

Share :

Facebook Twitter Google+
0 Komentar untuk "Guru Bukanlah Guru, Guru Tukang Buat Laporan (Mengulas Kurikulum 2013)"

Terima kasih telah memberikan komentarnya

Back To Top